Selasa, 15 Desember 2009

Spesifikasi pipa instalasi listrik

Definisi
3.1. Hpo
Pipa adalah bagian dari sistim pengkawatan tertutup berpernmpang b'lat atau trdak bulat untuk penghantar dan atau kabel dalam instalasi listrik Yang memungkinkan penghantar atau kabel tersebut dapat dltarik maupun diganti.
Dinding pipa hams cukup tertutup sehingga penghantar hanya dapat dimasukkan dengan cara ditarik melalu ujung pipa dan bukan dengan cara diselipkan.
3.2 Hpa rata
Pipa rata adalah pipa yang mempunyai permukaan rata.
3.3 Tebal pipa
Tebal pipa adalah selisih diameter luar dan diameter dalam, dibagi dua.
3.4 Tebal bahan
Tebal bahan untuk pipa bergelombang adalah tebal rata- rata bahan diukur disetiap titik disepanjang bangun satu gelombang.
Tebal bahan untuk pipa rata adalah sama dengan tebal pipa.


3.5 Pipu Kaku
pipa Kaku adalah pipa vang dapat dilengkungkan dengan bantuan alat mekarus, dengan atau tanpa perlakuan khusus.
3.6 Hpu Lsolusi
pipa isolasi adalah pipa vang terbuat dari bahan isolasi dan tidak mempunvai komponen vaxg bersifat penghantar
baik dalam bentuk lapisan dalam atau dalam bentuk jalin rambut logam luar atau lapisan luar.
3.7 Hpu tuk merambutkan aPi
pipa tzrk merambatkan api adalah pipa vang dapat terbakar apabila diberi nvala api tetapi n1'ala apinva tidak merarnbat
da1 padam dengan scndirinva dalam u'aktu tertahs setelah nl'ala api disingkirkan.
3.ll Pengaruh luar
pcngaruh luar adalah kchadiran arr atau min'ak atau bahan bangunan. suhu )'ang tinggi atau rendalt zat korosi atau
zat penccmar dan radiasi matahari.
PERSYARATAN UMUM DAN KETENTUAN
UMUM DALAM PENGUJIAN
{. Pcrsvaratim umum
pipa hams didcsun dan dibuats edenrikranru pas clunggad apatm en1anunke mampuann'as cbagaip elindungm ekanis
pcnghanltr dan atau kabel )'ang ada di dalamnva.
Dal:uu penrakaianp. ipaj uga hamsm ernbcrikanp erlindungane lektnsv angb ark.
Sclanjutnl,a. pipa lams talr"m terhadap tekanan vang te[adi rnisalm'a selama penundahan. pcnr-impanan dan
pcrlggunaan.
Sccarag munl kcscsuaiarlrrt,haa ms dipenksa dengan melakukans enltlap engulian ).ang ditcnnrkan di dalant
spcsifikasi iru.
5.Kctcntuan umum tlalam penguiian
-51 pclgqian ne lumt spesifikasii ni adalahp engujianJerusP.e ngulianlernps adap ipa isolasih anl'ad apat
dilaksanakante rhadapp ipa )'angt el ah berumur l0 han selakd iprodukst.
5.2 Jika tidak ada ketenttnn lain pengujian hanrs dilakukan pada suhu 2lt + 5'' g
-5.3 Jika tidak ada ketentuan larn. pengulian dapat dilakukan pada 3 contoh )'ang baru.
5.4 Diperlukan 6 batang pipa vang diproduksi.
-5.5 Jika tidak adak etentuanl ain. contoh-contohu ntuk pelbagaiu li harus diambil dari pipa-pipav ang diserah
terinukalr:
-5.-5.1 panlang untuk contoh biasanva 3 m diambil dari 3 batang pipa vang berbeda buatan pabrik yang
bcrsangkutan.
5.5.2 Untuk pipa liat dan pipa fleksibel.
Gulungan pipa ultuk contoh dianrbil dan bagrany ang terpisahd enganj arak kira-kira 3 m

[+/-] Selengkapnya...

PROSEDUR PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK

4.1 Gambaran Umum
Dalam pemasangan suatu instalasi listrik terdapat prosedur ditentukan yang telah
ditetapkan, diantaranya harus dibuat gambar rencana berdasarkan denah bangunan yang
akan dipasang instalasi. Spesifikasi dan syarat-syarat permintaan pemesan yang
menguraikan hal-hal yang harus dipenuhi pelaksana, dan batas waktu yang telah
ditentukan.
Berdasarkan ayat 401 B3 menjelaskan tentang batasan dan macam-macam
gambar yang harus direncanakan sehubungan dengan pemasangan instalasi listrik
adalah :
a. Gambar situasi, meliputi letak bangunan yang akan dipaang dan rencana
penyambungan jaringan PLN
b. Gambar instalasi, terdiri dari : rencana penempatan peralatan listrik, seperti titik
lampu, sakelar, kotak-kontak, PHB, dan sebagainya; rencana penyambungan
peralatan listrik dengan alat pelayannya, seperti akelar dengan lampu, motor dan
pengasutnya, dan lain -lain; data teknis perlatan yang akan dipasang, dan
sebagainya.
c. Diagram instalasi garis tunggal, yang menjelaskan : diagram PHB, beban terpasang,
ukuran dan jenis penghantar, dan sistem pentanahan.

d. Gambar rincian keterangan, mencakup : ukuran fisik, cara pemasangan alat listrik,
cara pemasangan kabel, dan cara kerja alat kontrolnya (jika memungkinkan).
4.2 Pengawasan Dan Tanggung Jawab
Berhubungan dengan pengawasan dan tanggung jawab perencanaan dan pelaksanaan
pemasangan instalasi, diatur dalam pasal 910, antara lain :
a. Harus mendapat izin dari cabang PLN setempat
b. Penanggung jawab harus seorang ahli dan memiliki izin yang berwenang.
c. Harus diawasi oleh seorang ahli danbertanggung jawab atas keselamatan para
pekerjanya.
d. Harus dilaksanakan oleh orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
tentang itu dan dalam keadaan sehat.
e. Pekerjaan yang sudah selesai harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian oleh
petugas yang berwenang. Pekerjaan itu meliputi : tanda-tanda, peralatan yang
dipasang, cara pemasangan, polaritas, pentanahan, tahanan isolasi, dan kontinuitas
rangkaian.
f. Apabila hasil pemeriksaan dinyatakan baik, sebelum diserahkan kepada pemiliknya,
maka harus dicoba dengan tegangan dan arus yang penuh untuk waktu yang cukup
lama.
g. Seorang perencana harus bertanggung jawab terhadap rencana yang telah
dibuatnya.
h. Pelaksana pemasangan instalasi harus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya
dalam jangka waktu tertentu apabila ada kecelakaan akibat kesalahan pemasangan.
4.3 Jumlah Titik Beban Pada Rangkaian Akhir
Jumlah titik beban yang boleh dihubungkan dalam satu rangkaian akhir fasa-satu dengan pemutus tenaga atau pengaman lebur, ditentukan dalam ayat 412 A1, dimana
untuk kabel rumah jenis NYA dalam pipa, jumlah titik beban diberikan dalam tabel 4.1.

Untuk cara pemasangan yang berbeda seperti pemasangan di udara, diadakan koreksi
seperlunya. Dari tabel 4.1 dijelaskan bahwa pada instalasi dengan NYA 1,5 mm2 sama
sekali tidak boleh dipasang kotak-kontak, sekurang-kurangnya digunakan NYA 2,5
mm2. Nilai nominal pengaman dalam kolom 3 adalah nilai maksimum yang
diperbolehkan. Jika pada rangkaian akhir terdapat kotak -kontak dengan kemampuan
hantar arus yang lebih rendah dari nilai nominal pengaman, maka pengamanannya
harus disesuaikan dengan kemampuan hantar arus kontak.
Berdasarkan tabel 4.1 maka berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 2,5 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik
beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :

Maksimal 15 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau
hanya kotak-kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotakkontak
dinding tidak melebihi 16 A
? Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan
kemampuan hantar arus lebih dari 16 A
b. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 4 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik
beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :
? Maksimal 30 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau
hanya kotak-kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotakkontak
dinding tidak melebihi 16 A
? Maksimum hanya 3 titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan
kemampuan hantar arus lebih dari 16 A
c. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 4 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik
beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :
? Tidak terbatas, kalau hanya terdiri atas lampu saja dan jumlah beban
maksimumnya tidak melebihi 16 A, berarti maksimum 3520 VA untuk tegangan
220 V
? Maksimal 20 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau
hanya kotak-kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotakkontak
dinding tidak melebihi 16 A
? Maksimum hanya satu titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan
kemampuan hantar arus lebih dari 16 A
d. Jika ada 2 – 6 rangkaian akhir dengan NYA 4 mm2 dalam pipa, maka jumlah titik
beban yang boleh dihubungkan dengan rangkaian akhir adalah :
? Tidak terbatas, kalau hanya terdiri atas lampu saja dan jumlah beban
maksimumnya tidak melebihi 20 A, berarti maksimum 4400 VA untuk tegangan
220 V
? Maksimal 30 titik beban, berupa lampu saja, lampu, kotak-kontak dinding, atau
hanya kotak-kontak dinding saja asalkan kemampuan hantar arus tiap kotakkontak
dinding tidak melebihi 16 A
? Maksimum hanya 3 titik beban, kalau berupa kotak-kontak dinding dengan
kemampuan hantar arus lebih dari 16 A

4.4 Kabel Rumah Dan Kabel Instalasi
a. Jenis Hantaran
Rumah dengan pemasangan tetap, jenis hantaran yang banyak digunakan adalah
kabel NYA (dulu NGA) dan kabel instalasi NYM.
Penggunaan dari kabel NYA dan NGA berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
? Harus dilindungi dengan pipa instalasi untuk pemasangan tetap dalam jangkauan
tangan
? Harus dipasang dalam pipa PVC untuk pemasangan di ruang lembab
? Tidak boleh dipasang langsung menempel pada plesteran atau kayu, atau ditanam
langsung dalam plesteran atau kayu, tetapi harus dilindungi dengan pipa instalasi
? Boleh dipasang terbuka dengan menggunakan isolator jepit atau rol, kalau dipasang
di luar jangkauan tangan. Cara pemasangannya harus ada jarak minimum 1 cm
terhadap dinding dan terhadap bagian lain dari bangunan atau konstruksi
? Boleh digunakan dalam alat listrik, PHB, dan sebagainya
? Tidak boleh digunakan di ruangan basah, di alam terbuka atau di tempat kerja atau
gudang dengan bahaya kebakaran atau ledakan.
Jumlah kabel rumah yang boleh dipasang dalam satu pipa instalasi, tidak boleh
melebihi jumlah yang tercantum dalam tabel 4.2 untuk jenis kabel NYA atau tabel 4.3
untuk jenis kabel NGA.

b. Identifikasi hantaran dengan warna
Penggunaan warna untuk identifikasi hantaran, berlaku ketentuan -ketentuan
sebagai berikut (pasal 720) :
? Hantaran pentanahan hanya boleh menggunakan warna majemuk hijau kuning.
? Untuk instalasi dengan hantaran netral atau tengah harus digunakan warna biru,
tetapi untuk instalasi tanpa hantaran netral atau kawat tengah, warna biru boleh
digunakan untuk maksud lain kecuali untuk menandai hantaran pentanahan.
? Pada instalasi fasa-tiga, warna yang harus digunakan adalah :
- fasa 1 (fasa R) : merah
- fasa 2 (fasa S) : kuning
- fasa 3 (fasa T) : hitam
? Ketentuan ini berlaku untuk semua instalasi pasangan tetap maupun sementara,
termasuk dalam perlengkapan hubung bagi (PHB).
? Kabel penghubung berurat tunggal boleh digunakan untuk hantaran fasa, netral,
maupun pentanahan, asalkan isolasinya yang terlihat di kedua ujung kabel (yang
terkelupas) dibalut dengan pita warna yang sesuai dengan warna tersebut.
Semua ketentuan di atas dapat berlaku untuk hantaran berisolasi tunggal seperti NYA
dan NGA, maupun untuk kabel berurat banyak seperti NYM, NYY, dan sebagainya.
c. Luas penampang hantaran
Ketentuan penggunaan luas penampang hantaran adalah memperhitungkan
kemampuan daya hantar arus yang diperlukan dan suhu kelilingnya, termasuk juga rugi
tegangan. Menurut ayat 840 B1 untuk instalasi rumah sekurang-kurangnya 1,5 mm2.
Untuk saluran dua kawat, hantaran netralnya harus memiliki luas penampang sama
dengan hantaran fasanya. Sedangkan untuk saluran fasa tiga dengan hantaran netral,
kemampuan hantar arus hantaran netralnya harus sesuai dengan arus maksimum yang
mungkin timbul dalam keadaan beban tak seimbang yang normal. Luas penampangnya
sekurang-kurangnya sama dengan luas penampang

[+/-] Selengkapnya...

MERANGKAI INSTALASI LISTRIK SEDERHANA

3.1 Sektsa dan Ilustrasi Ruangan
Apabila hendak memasang instalasi listrik, maka harus mengetahui terlebih dahulu gambaran secara umum keadaan dari suatu ruangan yang akan dipasang instalasi listrik tersebut. Dari sini maka akan lebih mudah mengatur tata letak komponen serta penentuan titik-titik cahaya sesuai dengan kebutuhan ru angan. Pada gambar 3.1 diperlihatkan sketsa suatu ruangan yang akan dipasang instalasi beserta Bagi pelaksana di lapangan, akan lebih menyesuaikan antara gambar instalasi
yang telah dibuat dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.

Dari gambar 3.1 di atas,
dapat membuat langkah sederhana untuk memasang hubungan dari dua buah lampu
yang dilayani oleh sebuah sakelar tunggal dengan dilengkapi satua buah stop kontak.
Illustrasi semacam ini akan banyak membantu siswa dalam membuat perencanaan
instalasi listrik. Dalam prakteknya siswa dapat menggunakan papan kerja untuk
merancang beberapa hubungan lampu dan memasangnya secara lebih ringkas dan
sederhana.
Instalasi listrik merupakan pengetahuan dan jenis pekerjaan khusus, sehingga
harus ditangani secara khusus. Dengan demikian dalam bidang instalasi listrik terdapat
ketentuan-ketentuan dan peraturan tersendiri bagi pelaksanaannya. Pekerjaan instalasi
listrik merupakan suatu rangkaian pekerjaan yang kadang-kadang sangat kompleks. Hal
ini tergantung kepada luas pekerjaan yang tangani. Rangkaian pekrjaan ini terutama
meliputi penyediaan dan pemilihan bahan beserta peralatan yang diperlukan, mulai dari
pelaksanaan sampai pengujian hasil kerja yang telah diselesaikan. Rencana pokok
berupa gambar atau bahan akan diketahui macam bahan dan peralatan yang diperlukan.diagram rangkaian garis tunggalnya.

3.2 Cara Menentukan Jumlah Kawat Instalasi
Untuk menentukan berapa jumlah kawat penghantar yang dipasang dalam suatu
instalasi, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Rencanakan terlebih dahulu beberapa titik cahaya yang akan dipasang.

b. Tentukan cara pelayanan titik cahaya yang akan dipasang, misalnya dipasang dua
buah titik cahaya yang akan dilayani dari satu tempat yang sama.
c. Pilihlah komponen serta cara pelayanan yang efektif untuk titik-titik cahaya yang
akan dipasang. Disini dapat menggunakan sakelar seri untuk melayani kedua lampu
yang kan dipasang.
d. Buatlah gambar diagram pengawatan agar memudahkan di dalam membuat detail
gambar instalasi.
e. Tentukan cara pemasangan yang akan digunakan, apakah instalasinya sistem
rentang atau sistem tertutup. Jika menggunakan sistem tertutup, maka
membutuhkan pipa sebagai peralatan pelindung hantaran, sebaliknya jika
menggunakan sistem rentang maka membutuhkan rol isolator sebagai penyangga
hantaran instalasinya.
f. Apabila akan membuat instalasi di dalam pipa, maka kita sudah dapat mengetahui
berapa banyak hantaran yang akan dimasukkan ke dalam pipa.
Setelah mengetahui gambar pelaksanaan, maka dapat membuat gambar bagan
dengan membubuhkan garis -garis lintang pada gambar bagan tersebut. Banyak kawat
dan hubungan dua buah lampu tersebut adalah tiga batang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 3.2.

3.3 Instalasi Dua Lampu Pijar Dengan Sakelar Tunggal

Instalasi dua buah lampu dengan sebuah sakelar, artinya kedua lampu itu cukup
dilayani oleh sebuah sakelar saja. Jadi dalam pemasangannya, hantaran kedua lampu itu
diperoleh melalui sebuah sakelar. Perhatikan gambar 3.3.

Bahan-bahan yang digunakan hampir sama dengan gambar 3.2, perbedaannya terletak
pada jumlah bahannya, baik berupa kotak sambung, pipa maupun hantarannya.
Apabila kedua lampu tersebut hendak dilayani dengan dua buah sakelar, maka ada dua
cara bagan yang dapat dipakai yaitu : (a) kedua sakelar dipasang berjauhan, (b) kedua
sakelar dipasang satu tempat. Cara kedua ini sering disebut sebagai sakelar seri atau
deret. Kedua cara pemasangan itu dapat dilihat pada gambar 3.4 dan gambar 3.5.

[+/-] Selengkapnya...

PRINSIP DASAR INSTALASI LISTRIK


1. Safety ( Keamanan)
2. Reliability ( Keandalan)
3. Accessibility (Kemudahan)
4. Availibility (Ketersediaan)
5. Impact of Environment (pengaruh lingkungan)
6. Economic (Ekonomi)
7. Esthetic (Keindahan)

download full text

SAFETY - KEAMANAN
Instalasi listrik harus dipasang dengan benar berdasarkan standar dan peraturan yang ditetapkan oleh SPLN, PUIL2000 serta IEC (International Electrotechnical Commission) dengan tujuan untuk keamanan dan keselamatan bagi mahluk hidup, harta benda dan instalasi listrik itu sendiri.
Sistem instalasi listrik dinyatakan aman bagi mahluk hidup, harta benda maupun pada sistem instalasi listrik itu sendiri, bila dilengkapi dengan sistem proteksi yang sesuai dan mempunyai keandalan yang tinggi dalam merespon gangguan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : Suatu sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem pentanahan/ pembumian agar manusia terhindar dari sentuhan tidak langsung akibat kejutan listrik yang tidak terduga, karena adanya kebocoran arus listrik pada body peralatan listrik.

Reliability ( Keandalan)

Kondisi yang diperlukan adalah keandalan
terhadap :
Unjuk kerja sistem
Pengoperasian sistem
Peralatan yang digunakan Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan andal bila
operasi sistem kelistrikan dapat bekerja selama mungkin dan dapat diatasi dengan cepat bila terjadi ganngguan.

Accessibility (Kemudahan)

Kondisi yang harus dicapai adalah kemudahan terhadap :
Pengoperasian, Perawatan & Perbaikan sistem
Pemasangan dan penggantian peralatan sistem
Pengembangan dan perluasan sistem
Kemudahan pada sistem instalasi listrik dinyatakan tercapai apabila pengoperasian suatu sistem tidak memerlukan skill tinggi, cepat dan tepat dalam pemasangan peralatan sistem serta mudah dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan sistem.
Contoh : Agar memudahkan dalam mencari trouble pada suatu sistem kontrol , maka sistem instalasi panel kontrol harus dilengkapi label pada peralatan listrik yang terpasang, adanya penomoran pada terminal, kabel dan pengawatan peralatan yang disesuaikan dengan gambar/diagram kontrol dan instalasi .

Availibility (Ketersediaan)

Merupakan hal yang penting dalam suatu sistem instalasi listrik, karena berkaitan dengan kemungkinan pengembangan ataupun perluasan proses kontrol/mesin yang meliputi ketersediaan terhadap :
Alat
Tempat/Ruang
Daya
Suatu sistem instalasi listrik dinyatakan mempunyai ketersediaan apabila :
Adanya cadangan peralatan listrik sebagai alat pengganti bila terjadi kerusakan pada peralatan yang dalam kondisi operasi, baik yang telah tersedia dilapangan umum maupun yang dengan mudah didapat dipasaran. Adanya cadangan tempat atau ruang yang diperlukan untuk menempatkan peralatan tambahan, karena adanya pengembangan ataupun perluasan sistem. Adanya cadangan daya pada sistem instalasi yang dapat langsung digunakan tanpa harus mengganti ataupun menambah kabel pada sistem instalasi .

Impact of Environment (Pengaruh lingkungan)

Perencanaan sistem instalasi listrik harus mempertimbangkan dampak yang terjadi pada lingkungan sekitar dimana sistem instalasi dipasang, yang meliputi :
Pengaruh Lingkungan terhadap peralatan
Pengaruh Peralatan terhadap lingkungan
Bila peralatan listrik dipasang pada lingkungan tertentu, harus dipertimbangkan
apakah peralatan itu mempunyai pengaruh negatip terhadap lingkungan sekitarnya,
Bila ada kemungkinan mengganggu atau merusak lingkungan maka harus dirancang
agar pengaruh negatip yang ditimbulkan oleh peralatan listrik dapat dihilangkan atau
diperkecil.
Contoh : Gardu listrik dipasang pada suatu taman yang indah, maka harus dipertimbangkan konstruksi bangunan gardu listrik agar tidak merusak keindahan taman.
Lingkungan dimana peralatan listrik atau sistem instalasi listrik dipasang harus dipertimbangkan apakah lingkungan dapat merusak peralatan/instalasi listrik yang ada disekitarnya. Bila ada kemungkinan dapat merusak peralatan/instalasi, maka harus dipilih peralatan /bahan instalasi yang tidak dapat terpengaruh terhadap kondisi lingkungan tersebut.
Contoh : 1- Kabel instalasi dipasang pada lingkungan yang dipengaruhi oleh
bahan kimia tertentu, maka harus dipilih bahan isolasi kabel yang tahan
terhadap pengaruh bahan kimia tersebut
2 -Peralatan listrik dipasang pada lingkungan yang lembab, maka harus
digunakan peralatan listrik yang mempunyai IP (Index Protection) tertentu.

Economic (Ekonomi)

Perencanaan sistem instalasi listrik perlu mempertimbangkan kondisi operasional jangka panjang agar dapat dihemat biaya-biaya yang dikeluarkan terhadap :
Pemeliharaan dan perluasan sistem
Pemakaian/penggantian peralatan
Pengoperasian sistem
Kondisi ekonomis pada suatu sistem instalasi dikatakan berhasil bila efesien dan efektip terhadap penggunaan daya listrik, peralatan yang digunakan cukup andal dan kecilnya delay time pada pengoperasian proses produksi.
Contoh : Bila proses produksi banyak menggunakan beban induktif, agar penggunaan daya listrik efektip maka sistem instalasi listriknya harus dilengkapi dengan kompensasi daya listrik, yaitu dengan memasang Capasitor Bank.

Esthetic (Keindahan)

Suatu hal yang penting pada sistem instalasi listrik adalah keindahan dan kerapian, yang meliputi :
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan
Keserasian dalam penggunaan/pemilihan peralatan
Keserasian dan keindahan tata letak dan kenyamanan ruang operasi
Kerapian dalam pemasangan dan pengawatan akan menimbulkan kemudahan dan kejernihan pikiran dalam melaksanakan perawatan dan perbaikan pada sistem instalasi .
Keserasian dalam pemilihan dan penggunaan/pemilihan peralatan yang disesuaikan dengan ukuran, bentuk dan warna yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan pemandangan yang indah dan nyaman.
Keserasian dan keindahan tata letak akan menimbulkan mosaik yang memberikan kenyamanan serta menghindari kebosanan bagi pelaksana operasi pada ruang dimana suatu kendali sistem kontrol dipasang.
Kondisi tersebut diatas akan menimbulkan gairah dan ketenangan kerja serta disiplin kerja akan selalu terjaga.


[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 13 Desember 2009

Persyaratan Instalasi Listrik

Persyaratan Instalasi Listrik
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan pada keselamatan manusia ter
hadap bahaya sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapan
nya dan keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.


1.) Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya.

Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk :
a) Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.
b) Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik.
c) Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.
d) Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e) Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt dan dayanya tidak melebihi 100 watt.

2.) Ketentuan yang Terkait
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini, harus pula diperhatikan ketentuan yang terkait dengan dokumen berikut :
a) Undang undang no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
b) Undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.
c) Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d) Peraturan Pemerintah RI No. 10 tahun 1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
e) Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1995 tentang Usaha Penunjang
Tenaga Listrik.
f) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 01.P/40/M.PE/1990 tentang Instalasi Ketenagalistrikan.
g) Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 02.P/0322/M.PE/1995
tentang Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan pertambangan dan energi

3.) Syarat-Syarat Instalasi Listrik
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain :

a) Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus sekecil mungkin.

b) Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti:
gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.

c) Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.

4) Komponen Pokok Instalasi Listrik
Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian listrik. Komponen yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik banyak macam dan ragamnya. Namun, pada dasarnya komponen instalasi listrik dapat dikelompokan sebagai berikut:
a) Bahan penghantar listrik;
b) Bahan Isolasi (Isolator Rol);
c) Pipa Instalasi;
d) Kotak Sambung;
e) Sakelar;
f) Fitting;
g) Perlengkapan Bantu.

5) Penghantar Listrik
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan umumnya terbuat dari tembaga. Penghantar tembaga setengah keras (BCC ½ H = Bare Copper Conductor Half Hard) memiliki nilai tahanan jenis 0,0185 ohm mm²/m degangan tegangan tarik putus
kurang dari 41 kg/mm². sedangkan penghantar tambaga keras (BCCH = Bare Copper Conductor Hard), kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm². Pemuaian tembaga sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar
yang baik setelah perak. Penghantar yang dibuat oleh pabrik yang dibuat oleh pabrik terdapat
beraneka ragamnya. Berdasarkan konstruksinya, penghantar diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Penghantar pejal (solid); yaitu penghantar yang berbentuk kawat pejal yang berukuran sampai 10 mm². Tidak dibuat lebih besar lagi dengan maksud untuk memudahkan penggulungan maupun pemasangannya.


Gambar 1. Penghantar Pejal

b) Penghantar berlilit (stranded); penghantarnya terdiri dari beberapa urat kawat yang berlilit dengan ukuran 1 mm² – 500 mm².


Gambar 2. Penghantar Stranded

c. Penghantar serabut (fleksibel); banyak digunakan untuk tempat yang sulit dan sempit, alat-alat portabel, alat-alat ukur listrik
11 dan pada kendaraan bermotor. Ukuran kabel ini antara 0,5 mm² - 400 mm².


Gambar 3. Penghantar Serabut

d) Penghantar persegi (busbar); penampang penghantar ini berbentuk persegi empat yang biasanya digunakan pada PHB (Papan Hubung Bagi) sebagai rel-rel pembagi atau rel penghubung. Penghantar ini tidak berisolasi.


Gambar 4. Pengantar Persegi

Adapun bila ditinjau dari jumlah penghantar dalam satu kabel, penghantar dapat diklasifikasikan menjadi:

a) Penghantar simplex; ialah kabel yang dapat berfungsi untuk satu mecam penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja). Contoh penghantar simplex ini antara lain: NYA 1,5 mm²; NYAF 2,5 mm² dan sebagainya.

b) Penghantar duplex; ialah kabel yang dapat menghantarkan dua aliran (dua fasa yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap penghantarnya diisolasi kemudian diikat menjadi satu menggunakan selubung. Penghantar jenis ini contohnya NYM 2x2,5 mm², NYY 2x2,5mm².


Gambar 5. Kabel NYM

c) Penghantar triplex; yaitu kabel dengan tiga pengantar yang dapat menghantarkan aliran 3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral dan arde. Contoh kabel jenis ini: NYM 3x2,5 mm², NYY 3x2,5 mm² dan sebagainya.

d) Penghantar quadruplex; kabel dengan empat penghantar untuk mengalirkan arus 3 fasa dan netral atau 3 fasa dan pentanahan. Susunan hantarannya ada yang pejal, berlilit ataupun serabut. Contoh penghantar quadruplex misalnya NYM 4x2,5 mm², NYMHY 4x2,5mm² dan sebagainya. Jenis penghantar yang paling banyak digunakan pada instalasi rumah tinggal yang dibangun permanen saat ini adalah kabel rumah NYA dan kabel NYM.

6) Bahan Isolasi (Isolator Rol)
Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sedrajat. Misalnya PVC, dengan diameter yang besar ¾”. Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak ada gaya mekanis lebih pada hantaran yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung, bahan ini sering disebut dengan rol isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas. Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-hantaran yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik tumpunya tidak lebih dari 1 meter.

Gambar 6a. Rol isolator.

Gambar 6b. Pemasangan rol isolator




7) Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi. Pipa instalasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu pipa baja yang dicat meni (sering disebut pipa union); pipa PVC; pipa fleksibel. Di pasaran, pipa-pipa instalasi terdapat dalam potongan empat meter dengan diameter yang bervariasi. Syarat umum pipa instalasi ialah harus cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas, dan lembab serta tidak menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar maupun dalam pipa harus licin dan rata. Pemakaian pipa baja yang berada dalam jangkauan tangan dan dipasang terbuka harus ditanahkan dengan sempurna, kecuali pipa tersebut digunakan untuk menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal NYM. Tindakan ini dimaksudkan sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan kegagalan isolasi pada hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi selubung masuk (tule). Penggunaan pipa PVC memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
a) Daya isolasi baik, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya
gangguan tanah;
b) Tahan terhadap hamoir semua bahan kimia, jadi tidak perlu di cat;
c) Tidak menjalarkan nyala api;
d) Mudah penggunaannya.

Kelemahan pipa PVC adalah tidak dapat digunakan pada suhu kerja normal 60°C. Selain itu, di tempat-tempat yang diperlukan, pipa PVC harus dilindungi dari kerusakan mekanis, misalnya pada tempat-tempat penembusan lantai. Pipa yang tidak ditanam dalam dinding harus ditanam dengan baik mengunakan klem yang sesuai dengan jarak antar klem tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan lurus.

8) Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail), kemudian
setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi. Selain itu, pada hantaran lurus memanjang perlud ipasang kotak sambung lurus (kotak tarik) setiap panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kotak tarik ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung lagi.
Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 7.
a) Kotak ujung; sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai tempat sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak,
b) Kontak tarik; digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m) yang fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat penyambungan,
c) Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu dipasang pada sudut-sudut ruang,
d) Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar,
e) Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
f) Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
g) Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
h) Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya,
i) Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan,
j) Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang sejajar.


Gambar 7. Macam-macam kotak sambung

9) Sakelar
Fungsi sakelar adalah untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari sumber ke pemakai/beban. Sakelar terdiri dari banyak jenis tergantung dari cara pemasangan, sistem kerja, dan bentuknya. Berdasarkan sisten kerjanya, sakelar dibagi menjadi tujuh.
a) Sakelar tunggal
Fungsi sakelat tunggal adalah untuk menyalakan dan mematikan lampu. Pada sakelar ini terdapat dua titik kontak yang menghubungkan hantaran fasa dengan lampu atau alat yang lain.


Gambar 8. Bentuk Sakelar

b) Sakelar kutub ganda (dwi kutub)
Titik hubung dwi kutub ada empat, biasanya digunakan untuk memutus atau menghubungkan hantaran fasa dan nol secara bersama-sama. Sakelar ini biasanya digunakan pada boks sekering satu fasa.
c) Sakelar kutub tiga (tri kutub)
Sakelar mempunyai enam titik hubung untuk menghubungkan atau memutuskan hantara fasa (R, S, dan T) secara bersama-sama pada sumber listrik 3 fasa.
d) Sakelar kelompok
Kegunaan sakelar kelompok adalah untuk menghubungkan atau memutuskan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian, tetapi kedua golongan tidak dapat menyala bersamaan. Umumnya sakelar ini dipakai sebagai penghubung yang hemat pada kamarkamar
hotel, asrama, dan tempat-tempat yang memerlukan.
e) Sakelar seri
Sakelar seri adalah sebuah sakelar yang dapat menghubungkan dan memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergantian maupun bersama-sama. Sakelar seri sering disebut pula
sakelar deret.
f) Sakelar tukar
Sakelar tukar sering disebut dengan sakelar hotel karena banyak dipakai dipakai di hotel-hotel untuk menyalakan dan memadamkan dua lampu atau dua golongan lampu secara bergantian. Selain itu, sakelar dapat pula digunakan untuk menyalakan dan memadamkan
satu lampu atau satu golongan lampu dari dua tempat dengan menggunakan dua sakelar tukar.
g) Sakelar silang
Untuk melayai satu lampu atau satu golongan lampu agar dapat dinyalakan dan dimatikan lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara sakelar tunggal dan sakelar silang. Yang harus diingat, sakelar pertama dan terakhir adalah sakelar tukar sedangkan sakelar di antaranya adalah sakelar silang


Gambar 9. Macam-macamSsakelar, Lambang, Konstruksi, dan Pengawatannya

Berdasarkan cara pemasangannya, sakelar dibedakan atas dua jenis, yaitu sakelar yang dipasang di luar tembok dan sakelar yang dipasang di
dalam tembok. Pemasangan sakelar di luar tembok (out bow) dilengkapi denga roset
sebagai tempat dudukan. Pemasangan sakelar di dalam tembok (inbow) memerlukan mangkuk
sakelar (dos tanam) baik yang terbuat dari plat besi maupun plastik (PVC), sebagai dudukan sakelar. Berdasarkan cara bekerjanya, sakelar dapat diklasifikasikan menjadi:
a) Sakelar tarik; biasanya terdapat pada fitting lampu dan untuk mengoperasikan digunakan seutas tali.
b) Tombol tekan; bila ditekan maka kontak terhubung dan begitu dilepas maka kontak akan terputus kembali. Tombol biasannya dipakai untuk bel listrik, tetapi ada pula tombol yang dalam keadaan normal terhubung dan saat ditekan terputus. Misalnya tombol yang terpasang pada pintu alnmari es untuk penyalaan lampunya.
c) Sakelar jungkit; saat ini lebih banyak digunakan untuk menggantikan sakelar putar karen pengoperasiannya mudah.
d) Sakelar putar, sudah jarang digunakan karena sudah ada penggantinya yaitu sakelar jungkit. Pemakaiannya hanya pada tempat tertentu, misalnya: box sekering.

10) Fitting
Fitting adalah suatu komponen listrik tempat menghubungkan lampu dengan kawat-kawat hantaran. Ada bermacam-meacam fitting, di antaranya fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi stop kontak seperti tampak gambar 10. Fitting terbuat dari bahan isolasi, yaitu bakelit atau porselen. Digunakan dari cara pemasangannya, ada yang disebut fitting duduk dan fitting gantung


Gambar 10. Aneka Jenis Fitting

Fitting duduk dipasang pada dinding ataupun langit-langit. Bila pemasangannya tidak dapat dilakukan secara langsung, perlu dipasang roset, yaitu kayu maupun plastik sebagai tempat dudukannya. Pemasangan fitting gantung tergantung pada langit-langit dengan menggunakan kabel snoer atau penguat tali rami. Tali rami berfungsi sebagai penahan agar kabel tidak menanggung beban. Bila ditinjau dari konstruksinya, fitting dibagi menjadi dua jenis, yaitu fitting ulir dan fitting tusuk.

a) Fitting ulir; cara memasang lampu pada fitting dilakukan dengan memutar lampu pada fitting. Fitting semacam ini juga sering disebut Fitting Edison, yang tersedia dalam berbagai macam ukuran disesuaikan dengan lampunya.

b) Fitting tusuk; cara memasang lampunya dengan jalan menusukkan ke fitting. Fitting jenis ini terdapat dua macam, yaitu fitting yang kaki

kaki lampunya langsung dijepit atau disebut fitting bayonet dan jenis yang lain ialah fitting tusuk putar, yaitu fitting yang setelah kaki lampu ditusukkan kemudian diputar seperempat lingkaran atau disebut Fitting Goliath. Fitting jenis Bayonet dan Goliath biasannya hanya digunakan pada kendaraan, misal kapal laut, motor, dan mobil.

11) Kotak Pembagi Daya Listrik (PHB)/Distribusi Panel (DP)
Panel bagi di dalam instalasi listrik rumah/gedung merupakan peralatan yang berfungsi sebagai tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang memerlukan agar merata dan seimbang. Di dalam panel bagi terdapat komponen antara lain rel (busbar), sakelar utama, pengaman, pengaman, alat-alat ukur dan lampu indikator.

12) Rating Pengaman
Rating pengaman yang dipakai menurut PUIL harus sama dengan atau lebih besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Pengaman yang digunakan dalam instalasi listrik adalah pemutus rangkaian (MCB) untuk pengaman tiap kelompok beban dan pemutus
rangkaian pusat (MCCB) untuk pengaman seluruh kelompok beban. Besarnya rating arus MCB maupun MCB diperhitungkan arus beban yang dipikul atau dipasang di dalam instalasi agar memenuhi syarat keamanan.

13) Perlengkapan Bantu
Untuk memasang peralatan-peralatan seperti dibahas diatas, diperlukan beberapa perlengkapan bantu seperti:

a) Klem (sengkang)
Klem digunakan untuk menahan pipa agar dapat dipasang pada dinding atau langit-langit. Klem dapat terbuat dari besi maupun bahan PVC. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran pipa. Klem dipasang menggunakan sekrup atau paku dengan jarak antara satu dengan lainnya tidak lebih dari satu meter untuk pemasangan pipa lurus memanjang. Adapun jarak klem dengan kotak sambung, sakelar, stop kontak atau komponen lainnya maksimum 10 cm. Untuk meninggikan pemasangan pipa dipakai klem dengan pelana.

[+/-] Selengkapnya...

ads

masuk angin ??? gitar Photobucket Photobucket PEPSI INDOSAT

my artikel

coment in my shoutbox


ShoutMix chat widget

Teman - teman